CABE
P. Retrofractum
PEDOMAN TEKNIK
BUDIDAYA
Pembibitan
Untuk pembibitan cabe adalah :
1. Kebutuhan
per 1000 m2 1 – 1.25 sachet Natural CK -10 atau CK -11 dan Natural cs-20, CB-30
bibit berdaun 5 – 6 helai Daun (25-30) hari setelah tanam.
2. Biji
direndam dengan POC NASA dosis 0,5 – 1 tutup / liter air hangat kemudian
diperam semalam.
Persemaian
Untuk persemaian cabe adalah sebagai berikut :
1. Arah
persemaian menghadap ke timur dengan naungan atap plastik atau rumbia.
2. Media
tumbuh dari campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos yang telah disaring,
perbandingan 3:1. Pupuk kandang sebelum dipakai dicampur dengan GLIO 100 gr
dalam 25-50 kg pupuk kandang dan didiamkan selama 1 minggu. Media dimasukan
polibag bibit ukuran 4 x 6 cm atau contong daun pisang.
3. Biji
cabai diletakan satu per satu tiap polibag, lallu ditutup selapis tanah + pupuk
kandang matang yang telah disaring.
4. Semprot
POC NASA dosis 1 – 2 ttp/tangki umur 10,17 HSS
5. Penyiraman
dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari untuk menjaga kelembaban.
Penyiapan Lahan
Lahan harus dibersihkan dari gulma, pembersihan gulma dapat
juga dilakukan menggunakan Herbisida sistemik seperti Rambo 480AS dengan dosis
2 sampai 4 liter per Hektar. Buat bedengan dengan ukuran lebar 100 – 110 dengan
ketinggian bedengan 50 – 60 cm dan lebar parit 50 – 60cm.
Pupuk kandang yang diperlukan adalah 10 sampai 20 ton/Ha
atau ½ sampai 1 zak untuk 10 meter panjang bedengan.
Teknik Penanaman
Jarak tanam yang digunakan adalah 50 – 60 jarak antar lubang
60 – 70cm. Pembuatan lubang tanam sesdalam 8-10cm. Bibit cabe dipersemaikan
yang telah berumur 15 – 17 hari atau telah memiliki 3 atau 4 daun, siap
dipindah tanam pada lahan. Semprot bibit
dengan fungisida dan intektisida 1 – 3hari sebelum dipindahtanamkan untuk
mencegah serangan penyakit jamur dan hama.
Pemeliharaan
Setelah tanaman berumur 7-14 hst, tanaman , yang tidak dapat
tumbuh dengan normal dilakukan penyulalman dengan bibit yang masih ada di
persemaian. Perlu dilakukan penyiangan gulmayang tumbuh di sekitar tanaman.
Pengikatan dilakukan saat tanaman berumur 10 – 15 hst dengan mengikatkan batang
yang berada di bawah cabang utama dengan tali plastik pada lanjaran atau ajir.
Pada saat tanaman berumur 30 – 40 hst, ikat tanaman di atas
cabang utama dan ikat juga pada saat pembesara buah yaitu umur 50 – 60 hst.
Pemupukan dimulai umur 7 sampai 60 hst dengan NPK Grand S-15
kosentrasi 7 gram per liter sebanyak 250 cc pertanaman dengan interval 7 hari.
Setiap pengulangan pengocoran susulan pertama dilakukan dengan memberikan
campuran pupuk NPK Grand S-15 150 kg/Ha dengan urea 40kg/Ha. Pemupukan
dilakukan dengan cara melubangi mulsa dan menugal pada sisi tanaman dengan
jarak 15 cm.
Pupuk susulan kedua dilakukan saat tanaman berumur 40 hst
dengan memberikan pupuk NPK Grand S-15 300 kg/Ha.
Pada saat tanaman berumur 50 hst, pupuk susulan ke tiga
dilakukan dengan memberikan pupuk NPK Grand S-15 dengan dosis 350kg/ha. Untuk
memacu pertumbuhan bunga dan buah, dianjurkan untuk dilakukan penyemprotan
dengan pupuk daun Mamigro Super P atau NPK Special, Gardena B atau dengan pupuk
Mikro Fitomic. Pemupukan susulan ke empat dilakukan saat tanaman berumur 60
hst. Pupuk yang diberikan adalah pupuk
NPK Grand S-15 dengan dosis 200 Kg/Ha.
HAMA DAN PENYAKIT
Hama
- Kutu daun persik (Aphid sp.), gejala permukaan daun bagian bawah atau lipatan pucuk daun, biasanya kutu daun persik bersembunyi di bawah daun. Pijit dengan jari koloni kutu yang ditemukan, semprot dengan BVR atau PESTONA.
- Hama Thrip parvispinus, gejala serangan daun berkerut dan bercak klorosis karena cairan daun diisap, lapisan bawah daun berwarna keperak-perakan atau seperti tembaga. Biasanya koloni berkeliaran dibawah daun. Pengamatan pada pagi atau sore hari karena hama akan keluar pada waktu teduh. Serangan parah semprot dengn BVR atau PESTONA untuk mengurangi penyebaran.
- Hama tungau (Polyphagotarsonemus latus).
Gejala serangan daun berwarna
kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah sepanjang tulang daun.
Pucuk menebal dan berguguran sehingga tinggal batang dan cabang. Perhatikan
daun muda, bila menggulung dan mengeras itu tandanya terserang tungau. Cara
mengatasi seperti pada Aphis dan Thrip.
Penyakit
- Rebah Semai (dumping off), gejalanya tanaman terkulai karena batang busuk, disebabkan oleh cendawan Phytium sp, dan Rhizoctonia sp. Cara engendalian: tanaman yang terserang dibuang bersama dengan tanah, mengatur kelembaban dengan mengurangi naungan dan penyiraman, jika serangan tinggi siram GLIO 1 sendok makan /10gr per liter air.
- Embun bulu, ditandai adanya bercak klorosis dengan permukaan berbulu pada daun atau kotil yang disebabkan cendawan Peronospora parasitica. Cara mengatasi seperti penyakit rebah semai.
- Kelompok virus, gejalanya pertumbuhan bibit terhambat dan warna daun mozaik atau pucat. Gejala timbul lebih jelas setelah tanaman berumur lebih dari 2 minggu. Cara mengatasi; bibit terserang dicabut dan dibakar, semprot vektor virus dengan BVR atau PESTONA.
PANEN DAN PASCA PANEN
Panen
Pada saat tanaman berumur 75 – 85 hst yang ditandai dengan
buahnya yang padat dan warna merah menyala, buah cabe siap dilakukan pemanenan
pertama. Tanaman cabe dapat dipanen setiap 2 – 5 hari sekali. Pemanenan
dilakukan dengan cara memetik buah beserta tangkainya yang bertujuan agar cabe
dapat disimpan lebih lama. Pisahkan buah cabe yang rusak dari buah cabe yang
sehat. Waktu panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena bobot buah dalam
keadaan optimal.
Pasca Panen
Hasil panen yang telah dipisahkan antara cabe yang sehat dan
yang rusak, selanjutnya dikumpulkan di tempat yang sejuk atau teduh sehingga
cabe tetap segar. Untuk mendapatkan harga yang lebih baik, hasil panen
dikelompokan berdasarkan standar kualitas permintaan pasar seperti untuk
supermarket, pasar lokal maupun pasar eksport. Kemasan dapat dibuat dari
berbagai bahan dengan memberikan ventilsi. Cabe siap didistribusikan ke
konsumen yang membutuhkan cabe segar.