PENYU BELIMBING DAN PENDUDUK PULAU KEI KECIL



Kawanan penyu belimbing (Dermochelys coriacea) adalah keturunan dari spesies penyu yang berevolusi 110 juta tahun yang lalu. Di Samudra Pasifik, jumlah mereka mengalami penurunan sebesar 95% sejak tahun 1980-an karena konsumsi telur dan tangkapan sampingan (by-catch) di sektor perikanan tangkap (termasuk pancing dan pukat).
Kawanan penyu belimbing di  Samudra Pasifik bagian barat kemungkinan akan menghadapi kepunahan dalam waktu dekat, dan penurunan populasi yang drastis mulai terpantau di beberapa lokasi peneluran seperti di semenanjung Kepala Burung di Papua Barat dan Trengganu di Malaysia.
Ketika telur-telur diambil berarti akan ada sedikit tukik yang berhasil menuju ke laut dan akan lebih sediit lagi yang menjadi dewasa. Konsumsi langsung daging penyu oleh sejumlah masyarakat serta pengurangan populasi karena tangkapan sampingan di sektor perikanan tangkap menambah tekanan kepada populasi yang semakin menurun yang akhirnya akan menuju ke kepunahan.

Lokasi berkembang biak / penelusuran
Di Pasifik Barat, sarang penyu belimbing di Papua, Indonesia, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, dan Vanuatu, serta beberapa negara lain. Lokasi yang signifikan (>20 sarang/musim) situs peneluran penyu belimbing diidentifikasi di Pasifik Barat (Kepala Burung Papua), Papua Nugini dan Kepulauan Solomon.
Pola Migrasi
Migrasi paska peneluran di semenanjung Kepala Burung, Papua, telah diteliti oleh Pusat Penelitian Perikanan Barat Laut – Badan Administrasi Oseanografi dan Admosfir (NWFSC-NOAA) dan wwf-indonesia sejak tahun 2003. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi resiko tangkapan sampingan di laut-laut yang menjadi jalur migrasi mereka.

Penyu belimbing betina dilengkapi dengan pemancar yang terhubung dengan satelit di pantai Jamursba-Medi dan pantai Warmon di Semenanjung Kepala Burung, Papua dan telah mencatat pola migrasi baik ke sisi utara maupun selatan. Kawanan penyu belimbing melakukan perjalanan lebih dari 20 ribu kilometer ke sisi utara kawasan peneluran sampai ke daerah-daerah di sekitar sulawesi dan laut Sulu, laut Cina Selatan, Laut Jepang, Hawai dan pantai barat Amerika Serikat (Monteray Bay sampay Oregon) untuk mencapai ruaya pakan mereka. Rute migrasi selatan ke daerah ruaya pakan meliputi perairan Kei Kecil bagian barat serta timur Australia. Hadirnya ubur-ubur di Kei Kecil bagian barat karena fenomena arus naik di Laut Banda tampaknya menarik penyu belimbing untuk tinggal dan mencari makan di sekitar area tersebut.

Penyu Belimbing dan masyarakat NU FIT

Penyu belimbing – secara lokal dikenal sebagai Tabob – merupakan spesies laut yang paling penting bagi orang – orang asli Nu Fit di Kepulauan Kei Kecil. Tabob di Kei Kecil memiliki legenda Budaya sebagai simbol nenek moyang, dan tujuh garis di punggungnya mencerminkan jumlah kelompok adat lokal di kepulauan Kei.
Tabob diasumsikan akan selalu ada di daerah ini dan tidak akan pernah punah untuk melayani daerah tersebut sebagai makanan suci untuk marga tujuh desa. Tabob secara historis dianggap sebagai hewan peliharaan, yang akan datang setiap kali masyarakat NU FIT memanggil, dan kelompok-kelompok yang memiliki tugas berburu harus melalui serangkaian syarat dan kelembagaan adat dan aturan-aturan yang berkaitan dengan praktik berburu jelas melarang kepada semua masyarakat untuk berburu bagi kepentingan bisnis atau komersial belaka.

Variasi frekwensi dalam berburu antara kelompok-kelompok marga sangat tergantung pada kegiatan-kegiatan penting yakni sosial-budaya dan keagamaan seperti awal musim tanam,  musim penangkapan ikan, panen kerang dan teripang, serta pada kegiatan sosial  seperti acara gereja. Perburuan Tabob dianggap sebagai kurban dan dagingnya akan dibagi merata oleh seluruh anggota desa.  Rekor tertinggi berburu tercatat 100 individu baik jantan maupun betina di musim puncak antara bulan oktober sampai februari.

Penelitian ilmiah memang memberikan informasi penting bagi strategi perlindungan tetapi seringkali sulit untuk diterapkan ketika berhadapan dengan tradisi yang kuat dan kepercayaan masyarakat setempat. Keputusan akhir tentang konservasi berada di tangan orang-orang lokal yang bertindak untuk kesejahteraan mereka maupun keberadaan penyu belimbing secara ekologis.
  • Nama umum       :              leatherback, penyu belimbing, Tabob.
  • Nama Latin         :               Dermochelys coriaceae
  • Status                  :               Punah dan Kritis (berdasarkan IUCN Red List
  • Dilindungi oleh   :     Appendices 1 CITES, Convention on Migratory Species, UU No 5/1990,   PP No. 7/1999
  • Panjang dan lebar            :               165-190 cm, 300-500 kg, hingga 1 ton
  • Usia Hidup                       :               35-40 tahun, dewasa 12-15 tahun
  • Waktu Bertelur                 :               2-4 tahun, 60-90 sekali bertelur
  • Pakan                                :               Ubur-ubur dan organisme laut sejenis,, 50 ubur-ubur/hari.
  • Keunikan        :               penyu laut terbesar, mampu menyelam hingga 1000 meter, migrasi 20000 kilometer.
BERSAMA MELINDUNGI TABOB, DUNIA DAN BUDAYA KEI KECIL
Kehadiran tabob di kepulauan kei kecil telah diakui pemerintah maluku tenggara dan masyarakat adat sebagai peluang unik mempromosikan eko wisata bahari sambil berkalaborasi dengan WWF Indonesia dalam mengembangkan kawasan konservasi laut di Kei Kecil Barat, sambil mencari formula tepat untuk melindungi eksistensi tabob sebagai warisan budaya NU FIT.

Postingan Populer